Friday, October 20, 2017

Aluk Todolo Sebagai Agama Leluhur Orang Toraja



ALUK TODOLO
Suku Toraja sejak dari dahulu menganut Agama atau kepercayaan yang kini dinamakan Aluk Todolo ( Aluk = agama=aturan, todolo=leluhur ) jadi Aluk Todolo artinya Agama leluhur atau Agama Purba. Dan dikatakan Aluk Todolo karena setiap upacara pemujaan atau membuat kegiatan terlebih dahulu melakukan upacara persaksian dengan sajian kurban persembahan kepada leluhur uang dikatakan Ma’todolo atau Ma’pakande to matua (todolo).
Aluk Todolo adalah suatu kepercayaan animism tua yang rupanya dalam perkembangannya telah dipengaruhi oleh ajaran hidup Konfusius dan ajaran Hindu, makanya oleh Pemerintah RI menggolongkan Aluk Todolo kedalam Sekte Agama Hindu Dharma.
Aluk Todolo dalam ajarannya mengatakan bahwa agama atau keyakinan ini diturunkan oleh Puang Matua (Sang Pencipta) kepada Nenek manusia yang pertama bernama Datu La Ukku’ yang dinamakan Sukaran Aluk artinya aturan atau susunan agama yang didalamnya mengandung ketentuan-ketentuan bahwa manusia dan segala isi bumi ini harus menyembah, memuja dan memuliakan Puang Matua (Sang Pencipta) yang dilakukan atau diwujudkan dalam bentuk sesajian persembahan.
Menurut mythos Ajaran Aluk Todolo tersebut bahwa Puang Matua (Sang Pencipta) menciptakan segala isi bumi ini pertama-tama ialah menciptakan 8 (delapan) zat atau makhluk diatas langit melalui suatu tempaan namanya sebagai berikut :
“ Malemi Puang Matua Rokko rampe Matampu’ unnembong Bulaan tasak ponno sepu’ na doing to’ Mata Uwai. Umpatingka’mi bête lentekna to Kaubanan rekko to’ kabo’ taran kulla’ usseno tinggi nene’ tangkarauan lempan karappi'na d’ong to’ Kalimbuang Boba. Sulemi Puang Matua diongmai Rampe Matampu’ tibalikmi to Kaubanan doing mai to’ kabo’taran kulla’, Naobolloan barra’ mi Puang Matua Bullaan Tasak tama Sauan Sibarrung, Nabakku’ amboranmi to Kaubanan Nene’ tangkarauan tama Suling pada dua, Napasarussuimi Puang Matua tu Sauan Sibarrung, napataranakkimi to Kaubanan tu Suling Pada Dua, Dadimi Nenekna to Sanda Karua lammai Sauan Sibarrung takkomi Todolo kasaungganna to Ganna’ bilangan lammai Suling Pada Dua pada umposanga-sanganna umpoganti pa’gantiananna”.
1.       Nenekna to Lino disanga Datu La Ukku’;
2.       Nenekna Ipo disanga Menrante;
3.       Nenekna Kapa’ disanga La Ungku;
4.       Nenekna Bassi disanga Irakko;
5.       Nenekna Uran disanga Pong Pirik-pirik;
6.       Nenekna Tedong disanga Menturini;
7.       Nenekna Pare disanga Lamemme;
8.       Nenekna Manuk disanga Menturiri.
Setelah Puang Matua menciptakan ke-8 makhluk tersebut diatas, maka kepada nenek manusia bernama Datu Lau Ukku’ diberikan suatu aturan atau ketentuan dan hukum setelah Puang Matua telah mengawinkaanya dengan To Tobang Tua agar supaya aturan itu dipergunakan untuk memuliakan dan memuja kepada Puang Matua dan aturan atau hukum itu dinamakan Sukaran Aluk, yang selanjutnya akan diikuti oleh turunan Datu La Ukku’ bernama Pong Mula Tau sebagai Nenek Manusia yangpertama dari langit ke dalam bumi membawa Sukaran Aluk tersebut.
Isi Sukaran Aluk ini meliputi seluruh segi dan peri kehidupan manusia dengan ketentuan bahwa cara-cara memuliakan Puang Matua itu dalam bentuk Sajian Persembahan.
Dalam Sukaran Aluk dari Puang matua terdapat beberapa pokok kententuan dan aturan tetapi pada dasarnya terbagi atas :
a.       Ajaran Azas percaya dan memuja kepada tiga oknum;
b.      Ajaran Azas Pemujaan dan Penyembahan.



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon