Monday, December 4, 2017

Sejarah Singkat Kecamatan Rinding Allo Tanah Kelahiran Pong Tiku

Tags


Nama Kecamatan Rinding Allo berasal dari peninggalan sejarah perjuangan pahlawan Pong Tiku yang semasa hidupnnya gigih menentang penjajahan kolonial Belanda. Rinding Allo adalah nama sebuah benteng pertahanan Pong Tiku yang terletak di sebelah Barat Pangngala' dan sampai pada saat ini masih tetap utuh dengan megah dan indah dipandang mata dari jauh karena terletak diatas bukit batu yang tinggi dan hanya satu jalan yang dapat dilalui untuk mencapainya yaitu dari arah sebelah Timur sedang tiga buah sisinya dikelilingi jurang-jurang batu yang sangat sulit dijangkau walaupun menggunakan tali.

Kecamatan Rinding Allo dimasa lampau sebagian besar adalah dibawah pengaruh Pong Tiku seperti Lembang Kapala Pitu, Pangala', Awan, Baruppu', sedang wilayah Denpiku ( Dende', Piongan, Kurra ) dibawah pimpinan Tandisalla'. Mereka memusatkan kekuatannya di Lembang Piongan yang terletak di puncak gunung Lekke'. Disana terdapat sebuah benteng yang masih kuat dan sangat indah untuk tujuan wisata. Denpiku ini pernah menjadi tiga buah distrik di masa lampau yaitu Distrik Dende', Distrik Piongan, dan Distrik Kurra. Juga Lembang Sarambu tidak taat kepada Pong Tiku karena berada dibawah pengaruh Tandibua' anak kemenakan Pong Tiku tapi menjadi musuh besarnya. Karena dia berjasa kepada Belanda dalam penangkapan Pong Tiku maka ia lalu diangkat oleh Belanda menjadi Kepala Distrik Pangala' yang pertama.

Lembang Ta'ba' dan Sapan juga tidak berada dibawah kekuasaan Pong Tiku melainkan berada dibawah pengaruh Pong Maramba' dari Tikala, itulah sebabnya mereka masih bagian distrik Tikala pada waktu lampau. Terakhir Lembang Pangala' sebagai pusar kekuatan Pong Tiku untuk melebarkan kekuasasannya dan merupakan daerah yang paling dicintai Pong Tiku. Lembang Baruppu adalah salah satu daerah yang dikuasai oleh Pong Tiku sehingga penduduknya lari ke daerah Makki'.

Setelah wafatnya Pong Tiku maka Lembang Kapala Pitu, Pangala', Sarambu, Awan, dan Baruppu dijadikan Belanda sebagai sebuah Distrik yaitu Distrik Pangala'.

Dari kesatuan-kesaatuan Distrik tersebut diatas tadi itulah yang dilebur oleh Pemerintah menjadi sebuah kecamatan yaitu Kecamatan Rinding Allo.

Kebudayaan penduduk wilayah Kecamatan Rinding Allo pada dasarnya terdiri dari dua macam kebiasaan yakni :

  1. Yang disebelah timur mempunyai adat yaitu disebut Rampanan Kapa' Diborisan Rinding umpotekken tedong sangaoka tama tananan bua'. Menurut sejarahnya adat ini debawa dan diwariskan oleh moyang mereka yang bernama Pabane berangkat dari Banua Puan ( Marinding ) unnola landosarira sae lan Kesu'. Dari Kesu' adat ini dibawa oleh Pata' Langi' ke Tikala dan dari Tikala adat ini dibawa Paluang ke daerah Distrik Pangala' sebagai bagian terbesar dari Kecamatan Rinding Allo dewasa ini dan meliputi Lembang Kapala Pitu, Pangala', Sarambu, Ta'ba', dan Sapan.
  2. Yang disebelah Barat mempunyai adat yang diwariskan oleh Pairi' ( Tangdililing ) sebagai pusakanya dari Marinding yang disebut To ma'rampanan kapa' allo umpotekken tedong sangbua bannang ia napokko nasurak kema'tananan bua'i. Adat ini meliputi wilayah yang di sebut umpolollo' lambun ungkabasse Awan unpoulu Baruppu' umpopani' Bittuang unnala sangpolo Seko. Wilayah adat ini masuk Lembang Piongan, Dende', Kurra, Awan, dan Baruppu'. Namun demikian wilayah ini dibagi pula dua adatnya yakni : 1) Dende', Piongan, Kurra melakukan Ma'nene' satu kali dalam rentang waktu 10 sampai 12 tahun dan boleh membawa nasi, belundak ke liang (kuburan). 2) Awan dan Baruppu' Ma'nene' setiap tahun dan tidak boleh membawa nasi, belundak, dll ke kuburan (liang).


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon