Sunday, February 4, 2018

Kisah Taranggai Langi' Dari Bonggakaradeng

bonggakaradeng

Pada mulanya Puang Matua menyuruh Pande Patanga' dan Lando Penawa membuat segala sesuatunya dari Sauan Sibarrung dan terciptalah langit dan bumi beserta segala isinya. Putra Puang Matua bernama Taranggai Langi' ( Layang Tanduk ) berniat mencari jodoh dan menyusuri seluruh pelosok langit tetapi tidak ada bidadari yang ditemuinya. Akhirnya ia memandang ke samudra luas dan dilihatnyalah bidadari cantik bernama Kombong Bura, terjadilah perkawinan antara Taranggai Langi' dengan Kombong Bura. Setelah perkawinan itu muncul kesulitan mengenai tempat tinggal karena Taranggai Langi' tinggal di langit sedangkan Kombong Bura tinggal di air. Keduanya bersikukuh ingin tinggal di tempat masing masing.

Mereka pun sepakat dan membuat rumah antara langit dan air yang disebut banua ditoke'. Dengan banua ditoke' ini timbul kesulitan lain karena kebutuhan mereka tidak dapat ditoke'. Akhirnya mereka meminta pendapat Pande Patangga' dan diteruskan kepada Puang Matua. Karena kesulitan kesulitan ini mereka dibolehkan tinggal di bumi ( lino ). tetapi ditolak oleh Ampu Padang. Taranggai Langi' kembali meminta nasihat kepada Panda Patangga' yang memerintahkannya supaya berperang saja dengan Ampu Padang.

Dalam perang ini Taranggai Langi' memakai doke tambola dan kiru kiru bassi ( roeng ) sebagai senjata dan Ampu Padang kalah sehingga ia harus menyingkir keujung langit dengan syarat tiap akhir musim kemarau ia boleh datang kebumi dan pada saat saat terjadilah marammuan padang ( timbul penyakit ).

Dalam perkawinan Taranggai Langi' dengan Kombong Bura lahir seorang anak laki laki tetapi cacat, Taranggai Langi' kembali meminta nasehat kepada Pande Patangga' dan Taranggai Langi' diberikan syarat syarat perkawinan yang harus dipenui :

  1. Diberikan satu biji pinang untuk ditanam dibumi tetapi tidak tumbuh ini berarti saudara kandung tidak boleh kawin.
  2. Diberikan pinang yang dibelah ternyata tumbuh tetapi tidak baik. Ini berarti antara sepupu satu kali tidak boleh kawin.
  3. Berikutnya pinang yang dibelah empat tumbuh tapi tidak terlalu baik. Ini berarti sepupu dua kali boleh kawin tetapi hasilnya tidak baik.
  4. Pinang yang dibelah delapan baik tumbuhnya dan seterusnya, berarti kawin dengan sepupu tiga kali dibolehkan
Setelah syarat perkawinan itu diterima lahirlah anaknya yang kedua dalam keadaan baik dan diberi nama Bonggai Langi'. yang kemudian kawin dengan Datu Laukku'. Kemudian lahirlah Manurun di Langi' yang kemudian melahirkan Pong Mula Tau dan seterusnya melahirkan Batara dan tinggal di Sarong.

Setelah Batara tinggal menetap di Sarong setiap malam tertentu orang melihat cahaya yang ajaib memancar dari Sarong ke langit.

Cahaya itu dilihat pula oleh orang Bone akhirnya Batara yang selanjutnya dikenal dengan Batara Sarong, diundang ke Bone tetapi ia tidak sampai ke Bone karena di Sawitto Batara Sarong kawin. Dari perkawinan ini lahirlah anak anaknya yakni Batara Kassa', Arru' Belo, dan Karaeng.

Batara Kassa' ini kembali ke Sarong dan turunannya tersebar di daerah Sarong, Ollon, Buakayu, Rano, Mappak Simbuang. Adapula yang pergi jauh seperti ke Palian, Duri, Padang Alla', Balepe'. 

Diantara turunan Batara Kassa' yang terkenal ialah Bonggakaradeng yang turunannya mendiami daerah Simbuang dan sekitarnya.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon